Pemertahanan PEMERTAHANAN IDENTITAS DAN JATI DIRI BANGSA MELALUI DESA WISATA: KAJIAN LANSKAP LINGUISTIK DESA WISATA JATIMULYO
Abstract
Desa Wisata Jatimulyo berlokasi di Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa tersebut memiliki keanekaragaman hayati, daya tarik wisata, kebudayaan, dan sektor lain yang terus dikembangkan. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Desa Wisata Jatimulyo masuk ke dalam kategori “maju”. Pengembangan Desa Wisata Jatimulyo didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan, salah satunya dari sisi pengembangan bahasa dan budaya. Kedua sektor tersebut menjadi salah satu tonggak utama pengembangan desa wisata, baik secara filosofis maupun praktis. Unsur budaya dan bahasa salah satunya direpresentasikan oleh lanskap linguistik Desa Wisata
Jatimulyo, yaitu bagaimana bahasa digunakan/diposisikan di ruang-ruang publik wilayah tersebut, misalnya pada penamaan destinasi wisata, kuliner, penunjuk arah, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa di ruang publik Desa Wisata Jatimulyo dan bagaimana peran bahasa tersebut dalam upaya pemertahanan identitas dan jati diri kebangsaaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data berupa objek-objek bahasa di wilayah Desa Wisata Jatimulyo. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa lanskap linguistik Desa Wisata Jatimulyo merepresentasikan identitas dan kultur kebudayaan (Jawa) yang cukup kuat. Selain berfungsi informatif, lanskap linguistik tersebut juga berfungsi simbolis: menghadirkan bahasa secara dominan agar bahasa tersebut dihargai, diakui, dan
dipromosikan. Kehadiran bahasa di ruang publik Desa Wisata Jatimulyo menunjukkan hubungan masyarakat, budaya, dan sikap bahasa secara umum. Hal tersebut merupakan upaya untuk memperkuat jati diri kebangsaan—melalui desa wisata— sebagai dasar pengembangan kepariwisataan modern berkelanjutan.
Kata kunci: Desa Wisata Jatimulyo, lanskap linguistik, pertahanan identitas, sikap bahasa