PEMBANGUNAN INKLUSIF DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKUALITAS: KASUS DESA WISATA PULISAN, LIKUPANG SULAWESI UTARA

Abstract

Konsep pembangunan yang bertumpu kepada aspek pertumbuhan tanpa pemerataan kesejahteraan mendapat kritik karena hanya menggunakan indikator pertumbuhan kuantitatif dan kurang memperhitungkan aspek nonekonomis, seperti kualitas lingkungan, kesejahteraan sosial dan budaya. Akibat dari proses pembangunan tersebut adalah terancamnya eksistensi budaya masyarakat setempat dan kerusakan lingkungan. Munculnya gagasan pembangunan inklusif yang mengembangkan keterbukaan dengan memberi akses peran serta masyarakat menjadi alternatif dalam pembangunan, termasuk dalam sektor pariwisata. Pembangunan inklusif dapat menjadi strategi dalam pengembangan pariwisata berkualitas yang tidak hanya
menekankan aspek pertumbuhan dari sisi ekonomi, tetapi juga keberlajutan lingkungan, serta sosial, budaya masyarakat di destinasi pariwisata. Penelitian ini dilakukan dengan pertanyaan, “bagaimana pembangunan inklusif dapat mendorong pariwisata berkualitas di Desa Wisata Pulisan, Likupang, Sulawesi Utara?” Tujuan penelitian ini adalah, (1) untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang konsep pembangunan inklusif dalam mendorong pembangunan pariwisata berkualitas di Desa Wisata Pulisan, dan (2) untuk memetakan sumber daya sosial dan budaya dalam rangka mendorong pembangunan inklusif yang mendukung pariwisata berkualitas. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi langsung, studi pustaka dan penyebaran survei kepada pengelola dan masyarakat lokal. Dari temuan penelitian didapatkan bahwa inisiatif pembangunan masih bersifat searah dari pemerintah (top down). Masih lemahnya aspek kelembagaan dalam mendorong pembangunan inklusif membuat pengembangan pariwisata
berkualitas di Desa Wisata Pulisan menemui berbagai tantangan.

Kata kunci: Likupang, pembangunan inklusif, pariwisata berkualitas, Pulisan